Film “Parasite” (기생충) karya Bong Joon-ho telah menjadi fenomena global, tidak hanya karena keberhasilannya memenangkan Palme d'Or di Festival Film Cannes dan Oscar 2020, tetapi juga karena ceritanya yang menggugah pikiran serta simbolisme yang kompleks. Dengan latar belakang kelas sosial di Korea Selatan, film ini menampilkan kisah keluarga yang berjuang dalam hierarki ekonomi yang ketat, dan bagaimana keputusasaan serta ketimpangan sosial memengaruhi hubungan manusia.
Di balik kisahnya yang memukau, "Parasite" sarat dengan simbolisme mendalam yang menyoroti ketidaksetaraan sosial, dinamika kekuasaan, dan batasan-batasan tak kasat mata antara kaya dan miskin.
Sinopsis Singkat Film Parasite
Keluarga Kim—terdiri dari Ki-taek (Song Kang-ho), Chung-sook (Jang Hye-jin), Ki-woo (Choi Woo-shik), dan Ki-jung (Park So-dam)—hidup dalam kemiskinan di apartemen bawah tanah yang kumuh. Mereka berjuang untuk bertahan hidup dengan pekerjaan sambilan seperti melipat kotak pizza, dan menjalani kehidupan yang sulit, namun tetap terjalin erat sebagai sebuah keluarga.
Kesempatan datang ketika Ki-woo mendapatkan pekerjaan sebagai guru privat bahasa Inggris untuk Da-hye, anak perempuan dari keluarga kaya, keluarga Park. Ki-woo berhasil memalsukan dokumen pendidikan dan mendapatkan posisi tersebut berkat rekomendasi dari temannya. Menyadari adanya peluang lebih besar, keluarga Kim secara perlahan menyusup ke dalam kehidupan keluarga Park, masing-masing anggota mendapatkan pekerjaan di rumah megah itu dengan cara licik: Ki-jung menjadi guru seni untuk anak bungsu keluarga Park, Chung-sook menjadi pembantu rumah tangga, dan Ki-taek menjadi sopir pribadi keluarga tersebut.
Namun, ketika mantan pembantu rumah tangga, Moon-gwang, kembali ke rumah Park untuk mengambil barang pribadinya yang tertinggal, rahasia gelap terungkap. Di balik rumah megah itu, ternyata ada bunker bawah tanah tempat suami Moon-gwang, Geun-sae, bersembunyi selama bertahun-tahun dari penagih utang. Konfrontasi antara keluarga Kim, Moon-gwang, dan suaminya mulai terjadi, dan akhirnya memicu rentetan peristiwa tragis yang menggambarkan betapa rapuhnya kehidupan manusia di tengah ketidakadilan sosial.
Film ini berakhir dengan adegan tragis, di mana hubungan antara kedua keluarga berubah menjadi kekerasan, dan Ki-taek menghilang, menyembunyikan dirinya di bunker bawah tanah rumah Park.
Makna Simbolis dalam Film Parasite
“Parasite” bukan sekadar cerita tentang dua keluarga yang berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Melalui sinematografi, penggunaan ruang, dialog, dan simbol-simbol, Bong Joon-ho menyampaikan kritik tajam terhadap struktur sosial modern, khususnya di Korea Selatan.
1. Kesenjangan Sosial: Kontras Antara Atas dan Bawah
Salah satu elemen paling mencolok dalam film ini adalah penggunaan ruang vertikal sebagai simbol ketidaksetaraan sosial. Keluarga Kim tinggal di apartemen semi-basement, yang secara harfiah berada di bawah tanah, dengan jendela kecil yang menghadap ke jalan. Pemandangan dari jendela mereka menggambarkan kehidupan di bawah, dengan orang-orang yang kencing sembarangan di luar, sebagai tanda degradasi sosial yang mereka alami.
Sebaliknya, keluarga Park tinggal di rumah modern yang luas dan berada di atas bukit, sebuah lokasi yang secara simbolis menunjukkan kekuasaan dan kemakmuran. Setiap kali anggota keluarga Kim naik ke rumah Park, mereka harus menaiki tangga, menegaskan status sosial yang lebih tinggi dari keluarga Park. Namun, di balik keangkuhan rumah megah tersebut, ada bunker bawah tanah, yang menjadi pengingat bahwa kemiskinan dan ketidakadilan tetap ada, tersembunyi di balik kemewahan.
2. Simbol Kotoran dan Bau
Bau memainkan peran penting sebagai simbol dalam film ini. Keluarga Park berulang kali mencatat "bau" yang berasal dari keluarga Kim, terutama Ki-taek, sebagai sesuatu yang asing dan tidak menyenangkan. Bau ini menjadi simbol ketidakmampuan orang miskin untuk bersembunyi dari identitas mereka. Meskipun mereka mengenakan pakaian yang lebih baik dan berada di lingkungan yang lebih mewah, mereka tetap tidak bisa menutupi aroma kehidupan keras yang melekat pada mereka. Ini menunjukkan bahwa, betapapun kerasnya mereka berusaha, garis pembatas antara kaya dan miskin tetap ada.
3. Banjir dan Kehancuran: Simbol Alam yang Tak Terhindarkan
Salah satu adegan paling kuat dalam film ini adalah ketika rumah keluarga Kim terkena banjir besar setelah hujan deras. Adegan ini menggambarkan bagaimana bencana alam sering kali menghantam kaum miskin dengan lebih keras daripada mereka yang memiliki kekayaan. Rumah semi-basement keluarga Kim terendam, menghapus sisa-sisa harta benda mereka dan memaksa mereka tinggal di tempat penampungan sementara. Kontrasnya, keluarga Park menikmati pesta di rumah mereka yang tetap aman di atas bukit, seakan-akan tak terpengaruh oleh bencana yang sama.
Banjir ini juga menjadi simbol kehancuran dan penghapusan ilusi yang dibangun oleh keluarga Kim tentang kebahagiaan dan kehidupan mewah yang mereka jalani. Alam, dalam hal ini, menjadi pengingat bahwa ilusi kekuasaan dan status sosial dapat hancur dalam sekejap.
4. Batu Keberuntungan: Simbol Harapan Palsu
Batu keberuntungan yang diberikan oleh teman Ki-woo di awal film adalah simbol harapan palsu. Batu tersebut dikatakan akan membawa kekayaan bagi pemiliknya, namun, alih-alih membawa keberuntungan, batu itu justru membawa malapetaka bagi keluarga Kim. Batu tersebut, dalam adegan klimaks film, digunakan sebagai senjata untuk menyerang Ki-woo, menunjukkan bahwa harapan akan kekayaan sering kali menjadi sesuatu yang rapuh dan bisa berubah menjadi beban atau sumber kekerasan.
5. Kekerasan yang Tak Terhindarkan: Kritik terhadap Kapitalisme
Adegan klimaks yang penuh kekerasan dalam pesta ulang tahun anak keluarga Park merupakan simbol kritik terhadap kapitalisme yang menyebabkan perpecahan antara kelas-kelas sosial. Ketika ketegangan antara keluarga Kim, keluarga Park, dan pasangan yang tinggal di bunker mencapai puncaknya, kekerasan menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik tersebut. Ini menunjukkan bahwa ketidaksetaraan sosial yang dibiarkan terus-menerus hanya akan berujung pada kehancuran dan kekacauan.
Kesimpulan
"Parasite" adalah sebuah karya sinematik yang bukan hanya menggugah pikiran, tetapi juga memberikan refleksi tajam terhadap realitas sosial yang kita hadapi. Bong Joon-ho berhasil menyampaikan pesan tentang ketidaksetaraan sosial, kemiskinan, dan kapitalisme melalui simbol-simbol yang mendalam dan penuh makna.
Dengan penggunaan ruang, simbol-simbol vertikal, bau, dan kekerasan, film ini mengajak penonton untuk merenungkan bagaimana kehidupan modern, yang sering kali diwarnai oleh impian untuk hidup lebih baik, sebenarnya terperangkap dalam lingkaran ketidakadilan yang sulit diputus. Keluarga Kim dan keluarga Park menjadi cermin dari masyarakat kita, di mana kelas sosial dan hierarki ekonomi memainkan peran penting dalam membentuk hubungan dan dinamika kekuasaan.
Dengan memenangkan penghargaan tertinggi di dunia perfilman, "Parasite" bukan hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran tentang realitas dunia yang penuh dengan parasit—baik mereka yang hidup di atas maupun di bawah.
FAQ tentang Film Parasite
Apa makna simbolis dari film Parasite?
Film ini menggambarkan ketidaksetaraan sosial melalui penggunaan ruang vertikal, bau, dan simbol alam seperti banjir yang menghapus ilusi status sosial.Mengapa film ini berjudul "Parasite"?
Judul ini menggambarkan bagaimana keluarga Kim dan keluarga Park sama-sama menjadi "parasit" satu sama lain, dengan keluarga Kim memanfaatkan kekayaan keluarga Park, dan keluarga Park memanfaatkan kerja keras keluarga Kim.Apa makna dari adegan banjir dalam film Parasite?
Banjir melambangkan kehancuran dan ketidakberdayaan orang miskin dalam menghadapi kekuatan alam dan sosial yang lebih besar, serta menghapus ilusi tentang kehidupan yang lebih baik.Apa peran batu keberuntungan dalam film Parasite?
Batu keberuntungan adalah simbol harapan palsu dan ironi, karena bukannya membawa keberuntungan, batu tersebut justru menyebabkan kekerasan dan penderitaan bagi keluarga Kim.Apa pesan sosial utama dari film Parasite?
Film ini mengkritik ketidaksetaraan sosial dan kapitalisme yang menciptakan perpecahan antara kelas sosial, serta menunjukkan bagaimana ketegangan tersebut dapat berujung pada kekerasan dan kehancuran.
0 comments:
Post a Comment